Selasa, 22 Februari 2011

batuan beku atau igneous rock

Batuan beku atau igneous rock adalah batuan yang terbentukdari proses pembekuan magma di bawah permukaan bumi atau hasil pembekuan lavadi permukaan bumi. Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. FGroun (1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kentalyang pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–2.5000Cdan bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagianbawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifatvolatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yangmerupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakanpembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku. Pada saat magmamengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi, makamineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwapenghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma), olehNL. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series. Dalammengidentifikasi batuan beku, sangat perlu sekali mengetahui karakteristikbatuan beku yang meliputi sifat fisik dan komposisi mineral batuan beku. Dalammembicarakan masalah sifat fisik batuan beku tidak akan lepas dari:
1. Tekstur
Teksturdidefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineral-mineralsebagai bagian dari batuan dan antara mineral-mineral dengan massa gelas yangmembentuk massa dasar dari batuan. Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukanoleh tiga hal yang penting, yaitu:

o Kristalinitas
Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuanbeku pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinyadigunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidakberbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuanmagma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnyakasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akanhalus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali makakristalnya berbentuk amorf.
Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:
§ Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusunoleh kristal.
§ Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik,yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan.
§ Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri darimassa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal.
§ Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun darimassa gelas. Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dikedan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.

o Granularitas
Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) padabatuan beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:
§ Fanerik/fanerokristalin
§ Besar kristal-kristal dari golonganini dapat dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata biasa.Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:
§ Halus (fine), apabila ukurandiameter butir kurang dari 1 mm.
§ Sedang (medium), apabila ukurandiameter butir antara 1 – 5 mm.
§ Kasar (coarse), apabila ukurandiameter butir antara 5 – 30 mm.
§ Sangat kasar (very coarse), apabilaukuran diameter butir lebih dari 30 mm.

o Afanitik
Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapatdibedakan dengan mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuandengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalamanalisa mikroskopis dapat dibedakan:
§ Mikrokristalin, apabilamineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan bantuan mikroskop denganukuran butiran sekitar 0,1 – 0,01 mm.
§ Kriptokristalin, apabilamineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk diamati meskipun denganbantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara 0,01 – 0,002 mm.
Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.

o Bentuk Kristal
Bentukkristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuansecara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentukkristal, yaitu:
Euhedral, apabila batas dari mineraladalah bentuk asli dari bidang kristal.
Subhedral, apabila sebagian dari bataskristalnya sudah tidak terlihat lagi.
Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.
Ditinjaudari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:
- Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.
- Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yanglain.
- Prismitik, apabila bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensiyang lain.
- Irregular, apabila bentuk kristal tidak teratur.
o Hubungan Antar Kristal
Hubungan antar kristal atau disebut juga relasididefinisikan sebagai hubungan antara kristal/mineral yang satu dengan yanglain dalam suatu batuan. Secara garis besar, relasi dapat dibagi menjadi dua,yaitu:
§ Equigranular, yaitu apabila secararelatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama besar.Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular dibagi menjaditiga, yaitu:
§ Panidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besarmineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.
§ Hipidiomorfik granular, yaituapabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yangsubhedral.
§ Allotriomorfik granular, yaituapabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yanganhedral.
§ Inequigranular, yaitu apabilaukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yangbesar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisaberupa mineral atau gelas.

2.Struktur
Struktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputikedudukan lapisan yang jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur batuan bekusebagian besar hanya dapat dilihat dilapangan saja, misalnya:
o Pillowlava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik bawahlaut, membentuk struktur seperti bantal.
o Jointstruktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusunsecara teratur tegak lurus arah aliran.

Sedangkan struktur yang dapat dilihat pada contoh-contohbatuan (hand speciment sample), yaitu:
o Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifataliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidakmenunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku.
o Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yangdisebabkan oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubangtersebut menunjukkan arah yang teratur.
o Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikulertetapi lubang-lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur.
o Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gastelah terisi oleh mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat ataukarbonat.
o Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanyafragmen/pecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.
Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkanstruktur-struktur yang ada pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint) ataurekahan (fracture) dan pembekuan magma, misalnya: columnar joint (kekar tiang),dan sheeting joint (kekar berlembar).

3.Komposisi Mineral
Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku, cukupdengan mempergunakan indeks warna dari batuan kristal. Atas dasar warna mineralsebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
o Mineralfelsik, yaitu mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari mineralkwarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit.
o Mineralmafik, yaitu mineral yang berwarna gelap, terutama biotit, piroksen, amphiboldan olivin.
Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan caraterjadinya, kandungan SiO2, dan indeks warna. Dengan demikian dapat ditentukannama batuan yang berbeda-beda meskipun dalam jenis batuan yang sama, menurutdasar klasifikasinya.

Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya, menurut Rosenbusch(1877-1976) batuan beku dibagi menjadi:
• Effusiverock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan.
• Dikerock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.
• Deepseated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh W.T. Huang (1962),jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut batuanvulkanik.

Klasifikasiberdasarkan kandungan SiO2 (C.L. Hugnes, 1962), yaitu:
•Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%. Contohnya adalahriolit.
•Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% - 66%. Contohnyaadalah dasit.
•Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% - 52%. Contohnya adalahandesit.
•Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnyaadalah basalt.
Klasifikasiberdasarkan indeks warna ( S.J. Shand, 1943), yaitu:
•Leucoctaris rock, apabila mengandung kurang dari 30% mineral mafik.
•Mesococtik rock, apabila mengandung 30% - 60% mineral mafik.
•Melanocractik rock, apabila mengandung lebih dari 60% mineral mafik.

Sedangkanmenurut S.J. Ellis (1948) juga membagi batuan beku berdasarkan indeks warnanyasebagai berikut:
•Holofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.
•Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.
•Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.
•Mafik, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.