1.
Aplikasi Interpretasi Foto Udara
Permukaan bumi sangat
bervariasi dan kompleks dengan relief - topografinya, komposisi material tak tekonsolodasi
yang mendasari tiap bagian permukaannya dan pelaku perubahan yang terjadi
padanya. Setiap tipe batuan, retakan atau
efek lain gerakan internal, dan tiap bentuk erosi dan pengendapan merupakan
tanda bagi proses yang menghasilkannya. Seseorang yang akan menerangkan
material bumi dan strukturnya harus mengerti asas geomorfologi dan dapat
mengenali ekspresi permukaan beberapa variasi material dan struktur. Melalui proses interpretasi foto udara serta
pemetaan geologi dan tanah selalu membutuhkan sejumlah besar penelitian
dilapangan, tetapi proses pemetaannya dapat jauh dipermudah dengan menggunakan
interpretasi foto udara.
2.
Pemetaan Geologi
Foto udara
pertama yang dibuat dari pesawat udara untuk tujuan pemetaan geologi digunakan
untuk membuat mosaic daerah Bengasi Libya, pada tahun 1913. Secara umum, penggunaan pertama foto udara
secara sederhana hanya sebagai peta dasar untuk kompilasi data geologi,
terutama diterapkan untuk eksplorasi minyak bumi. Beberapa penggunaan foto udara untuk interpretasi
pada dasawarsa 1920-an. Sejak dasawarsa
1940-an, penggunaan foto udara untuk pemetaan geologi telah dikenal secara
luas.
Pemetaan geologi
meliputi identifikasi bantuk lahan, tipe batuan, dan struktur batuan (lipatan,
ptahan, retakan) dan penggambaran unit geologi serta struktur geologi pada peta
atau bentuk peragaan yang lain dalam hubungan spasial yang benar. Eksplorasi sumberdaya mineral merupakan
kegiatan penting dalam pemetaan geologi.
Karena sebagian besar kandungan mineral deposit di permukaan dan dekat
permukaan bumi pada daerah yang mudah didatangi sedah diketemukan, perhatiannya
sekarang pada lokasi deposit yang berada jauh di bawah permukaan bumi atau
wilayah yang sukar dijangkau. Metode
geofisik yang memungkinkan penetrasi yang dalam ke bumi pada umumnya diperlukan
untuk menentukan potensi deposit dan menentukan lokasi pengeboran untuk
meyakinkan adanya kandungan deposit.
Akan tetapi banyak informasi tentang daerah yang potensial untuk
eksplorasi mineral dapat ditemukan dengan interpretasi bentuk permukaan pada
foto udara atau citra satelit.
Foto udara untuk
terapan geologi pada umumnya dipotret antara tengah pagi hingga tengah hari,
pada waktu matahari membuat sudut besar dan efek bayangannya kecil. Foto udara yang mempunyai sudut matahari
kecil dipotret pada pagi hari atau sore hari pada waktu matahari berbentuk 10o
atau kurang diatas horizon. Pada foto
ini terdapat daerah bayangan yang sering memperlihatkan adanya perbedaan relief
dan pola tekstur yang halus yang tidak tampak pada foto udara yang sudut
mataharinya besar. Beberapa pola
bayangan seperti ini dapat membantu dalam identifikasi unit geologi. Akan tetapi karena kondisi penyinaran berubah
cepat pada pagi atau sore hari, sudut penyinaran dan kondisi pemotretan foto
tidak mungkin tetap selama penerbangan pada suatu sudut matahari kecil.
Untuk sebagian
besar terapan, foto udara dipotret dengan kondisi permukaan bumi bebas dari
salju, karena penutupan oleh salju menghilangkan kerincian permukaan. Akan tetapi foto udara yang permukaannya
tertutup salju yang dipotert dengan sudut matahari rendah pada musim dingin,
dapat memberikan gambaran aspek topografi medan yang dipertajam. Hal ini sering menghasilkan informasi yang
berguna yang tidak mungkin dihasilkan dari foto udara yang bebas salju.
Interpretasi
citra multitingkat sering deigunakan dalam studi geologi. Penafsir memulainya dengan melakukan
interpretasi citra Landsat dengan skala 1:500.000 hingga 1:1.000.000, kemudian
mengkaji foto udara stereoskopik berskala lebih kecil dari skala 1:60.000
sampai 1:120.000 hasil pemotretan dengan ketinggian terbang tinggi. Untuk pemetaan yang rinci, dapat menggunakan
foto udara stereoskopik berskala 1:20.000.
Citra skala kecil memungkinkan pengamatan untuk menyeluruh atas tata
letak geologi secara regional. Banyak
kenampakan geologi penting yang membentang dengan jarak yang besar seperti
patahan geologi dapat dipelajari dengan baik dengan mengamati citra
satelit. Untuk identifikasi dan pemetaan
yang lebih rinci, dapat menggunakan foto udara skala besar.
3.
Pemetaan Tanah
Survei
tanah rinci merupakan sumber utama informasi suatu daerah. Karena itulah peta
tersebut banyak digunakan pada kegiatan seperti perencanaan penggunaan lahan
yang komprehensif. Mengetahui kesesuaian
tanah untuk berbagai aktivitas penggunaan lahan sangat essensial untuk
melindungi kemerosotan lingkungan sehubungan dengan kesalahan dalam penggunaan
lahan. Secara ringkas, apabila
perencanaan dimaksudkan dimaksudkan sebagai alat yang efektif untuk tuntunan
penggunaan lahan, maka harus didasarkan pada inventarisasi sumberdaya alam
secara teliti.
Survei
tanah rinci merupakan hasil studi intensif sumberdaya tanah oleh pakar yang
terlatih. Untuk membuat batas unit tanah
digunakan interpretasi foto udara disertai kerja lapangan yang ekstensif. Pakar tanah melintas bentang darat dengan
berjalan kaki, melakukan identifikasi tanah, dan membuat batas tanah. Proses ini meliputi pengkajian lapangan atas
sejumlah besar profil tanah (penampang melintang), melakukan identifikasi, dan mengklasifikasikan
unit tanah. Pengalaman dan latihan pakar
tanah sangat diperlukan untuk mengevaluasi hubungan antara tanah dan vegetasi,
material bahan induk geologi, bentuk lahan, dan posisi bentang darat. Interpretasi foto udara telah digunakan sejak
awal 1930-an untuk mempermudah proses pemetaan tanah. Secara khusus digunakan foto udara
pankromatik berskala 1:15.840 hingga skala 1:40.000 sebagai dasar pemetaan.
Peta
survei tanah pertanian telah dibuat untuk beberapa daerah di Amerika oleh
Departemen Pertanian A.S (USDA) sejak sekitar tahun 1900. Sebagian besar survey tanah yang diterbitkan
sejak tahun 1957 merupakan peta tanah yang dicetak dengan menggunakan dasar
mosaic foto dengan skala 1:24.000, 1:20.000, atau 1:15.800. Tujuan semula survey tersebut adalah untuk
memberikan bantuan tehnik kepada petani dan peternak untuk pengelolaan tanaman
dan pelaksanaan perumputan. Survei tanah
yang diterbitkan sejak tahun 1957 berisi informasi tentang kecocokan tanah untuk
beberapa variasi penggunaan pada setiap unit tanah yang dipetakan. Peta tersebut berisi informasi untuk beberapa
tujuan seperti penaksiran produksi untuk tanaman pertanian umum, evaluasi
kecocokan lahan penggembalaan, menghitung produksi kayu, menaksir kondisi
habitat binatang liar, menilai kecocokan untuk berbagai keperluan wisata, dan
menentukan kecocokan untuk berbagai keperluan pengembangan seperti untuk jalan
raya, jalan local, fondasi bangunan, dan daerah serapan septik tank.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan memberi komentar untuk memperbaiki blog ini