Dalam
mempelajari ilmu bumi, kompas memjadi alat yang vital. Layaknya seorang Dokter
yang membutuhkan stetoskop untuk memeriksa pasiennya, maka bagi ilmuwan
kebumian, kompas selalu dibutuhkan untuk melakukan kegiatan dan aktivitas
tertentu. Sehingga harus selalu dibawa dan dimiliki.
Kompas yang baik mempunyai cairan yang terdapat di dalamnya; cairan tersebut mengatur gerakan dari jarum, sehingga kita dapat menggunakan kompas dengan baik walaupun memegangnya kurang dengan sempurna. Jarum kompas diwarnai dalam dua warna. Jika kompas digenggam secara benar (mendatar), ujung warna merah mengarah ke utara, dan putih mengarah ke selatan.
1.
Guna Kompas
Kompas
adalah alat penunjuk arah yang digunakan untuk mengetahui arah utara magnetis.
Karena sifat kemagnetannya, jarum kompas akan menunjuk arah utara-selatan (jika
tidak dipengaruhi oleh adanya gaya-gaya magnet lainnya selain magnet bumi).
Tetapi
perlu diingat bahwa arah yang ditunjuk oleh jarum kompas tersebut adalah arah
utara magnet bumi, jadi bukan arah utara sebenarnya. Hal ini sebetulnya
tidaklah begitu menjadi masalah penting jika selisih sudutnya sangat kecil,
akan tetapi pada beberapa tempat, selisih sudut/deklinasi sangat besar sehingga
perlu dilakukan perhitungan koreksi sudut yang didapat dari kompas (azimuth)
yaitu :
1.
Dari kompas (K) dipindahkan ke peta (P): P= K +/- (DM +/- VM)
2.
Dari peta( P) dipindahkan ke kompas (K): K= P +/- (DM +/- VM)
Keterangan:
Tanda
+/- diluar kurung untuk DM (deklinasi magnetis/iktilaf magnetis)
=
dari K ke P: DM ke timur tanda (+), DM ke barat tanda (-) = dari P ke K: DM ke
timur tanda (-), DM ke barat tanda (+)
Tanda
+/- di dalam kurung untuk VM (variasi magnetis)
=tanda
(+) untuk increase/naik; tanda (-) untuk decrease/turun.
Secara
fisik, kompas terdiri atas :
a) Badan, yaitu tempat komponen-komponen
kompas lainnya berada;
b) Jarum, selalu mengarah ke utara-selatan
bagaimanapun posisinya;
c) Skala penunjuk, menunjukkan derajat
sistem mata angin.
Contoh
penggunaan kompas secara langsung dilapangan sebagaio berikut :
i.
Navigasi sungai.
Dalam
perjalanan menyusuri sungai, baik berjalan kaki atau dengan perahu, kita
dituntut untuk menguasai navigasi sungai seperti halnya navigasi darat dalam
perjalanan gunung hutan. Kompas digunakan untuk menentukan sudut
belokan-belokan sungai, kompas bidik dan kompas orienteering dengan keakuratan
yang baik dapat digunakan untuk keperluan ini.
ii.
Membaca peta.
Ini
adalah teknik yang sederhana, dan ini mungkin kegunaan kompas yang paling
penting :
*
Pegang kompas secara horizontal.
* Letakkan kompas
mendatar di atas peta, putar peta sampai “garis utara” dari peta sejajar/satu
garis lurus dengan jarum kompas.
Dengan
demikian, arah peta sekarang sudah sama dengan medan yang sebenarnya. Ini
membuat lebih mudah dibaca, seperti membaca tulisan akan lebih mudah dari atas
ke bawah.
iii.
Mengambil sudut.
Setiap
arah dapat dinyatakan sebagai sebuah sudut dengan acuan arah utara. di dalam
kemiliteran atau kepramukaan, ini dinamakan sebuah “azimuth”, dan
sudut-sudutnya dinyatakan oleh angka dengan satuan derajat.
2. Jenis-Jenis Kompas
Dalam
suatu perjalanan banyak macam kompas yang dapat dipakai, pada umumnya dipakai
dua jenis kompas, yaitu kompas bidik (misalnya kompas prisma) dan kompas
orienteering (misalnya kompas silva). Kompas bidik mudah untuk membidik, tetapi
dalam pembacaan di peta perlu dilengkapi dengan busur derajat dan penggaris.
Kompas silva kurang akurat jika dipakai untuk membidik, tetapi banyak membantu
dalam pembacaan dan perhitungan di peta. Kompas yang baik pada ujungnya
dilapisi fosfor agar dapat terlihat dalam keadaan gelap.
3. Pemakaian Kompas
Kompas
dipakai dengan posisi horizontal sesuai dengan arah garis medan magnet bumi.
Dalam memakai kompas, perlu dijauhkan dari pengaruh benda-benda yang mengandung
logam, seperti pisau, golok, karabiner, jam tangan dan lainnya. Kehadiran benda-benda
tersebut akan mempengaruhi jarum kompas sehingga ketepatannya akan berkurang.
Palu Geologi
Dalam
geologi dikenal dua jenis palu yang masing-masing memiliki bentuk dan kegunaan
yang spesifik sehingga hanya cocok digunakan untuk batuan yang sudah di
tentukan sesuai dengan peruntukannya.
I.
Palu
“ pick point “
Merupakan tipe palu yang mana memiliki salah satu
bagian yang runcing. Palu tipe ini biasanya digunakan untuk tipe batuan yang
keras atau padat (massif) misalnya pada batuan beku dan batuan metamorf.
II.
Palu
“ chisel point “ (batuan sedimen)
Merupakan tipe palu yang mana memiliki salah satu
bagian yang pipih, bias di gunakan untuk megait perlapisan pada batuan untuk
mengait perlapisan pada batuan. Palu tipe ini biasanya di gunakan untuk tipe yang
lunak misalnya pada batuan sedimen.
lensa pembesaran ( loupe )
Merupakan
alat yang digunakan untuk memperbesar kenampakan pada permukaan batuan dengan
bantuan optis. Lensa pembesaran gunanya untuk mengetahui komponen penyusun
batuan misalnya mineral maupun fosil.